BAB I
PENDAHULUAN
Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting.
Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang.
Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir
tentang pengintegrasian aktivitas organisasional ke arah tujuan yang
beroerientasi kesasaran masa mendatang. Semakin bergejolak lingkungan pasar,
teknologi atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun
stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan,
dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi.
Dalam makalah ini, pemakalah akan memaparkan mengenai
Pengertian Anggaran, Manfaat, Prinsip Sumber dan lain sebagainya. Dimana, akan
dibahas dalam BAB selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang
disusun secaraara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu dimasa mendatang. Anggaran adalah berkaitan dengan manajemen
keuangan yang berkaitan dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan
rencana keuangan (budgeting). Rencana keuangan adalah rencana keuangan
bank syariah yang merupakan terjemahan program kerja bank syariah ke dalam
sasaran-sasaran (target) keuangan yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu.[1]
Secaraara singkat dapat dikatakan,
bahwa penganggaran merupakan langkah-langkah yang menjadi dasar bagi penetapan
strategi bisnis. Penganggaran merupakan perencanaan strategi unit bisnis,
terlebih lagi adalah berkaitan dengan masalah keuangan bank syariah.
B. Manfaat dan Keuntungan Budgeting
Keuntungan budgeting secaraara spesifik antara lain:
1.
Sebagai stimulus terhadap
pertimbangan basic policy of management.
2.
Adanya polarisasi pembagian
tanggung jawab yang jelas.
3.
Mendorong anggota untuk ikut dalam
penetapan tujuan.
4.
Mendorong semua pihak untuk
membuat rencana, sesuai dengan tupoksinya.
5.
Mendorong manajemen untuk
merealisasikan terhadap apa yang direncanakan.
6.
Mendorong memakai data keuangan
sebelumnya.
7.
Mengharuskan akan pemakaian tenaga
kerja, fasilitas, dan capital se-ekonomis mungkin.
8.
Berpengaruh terhadap akurasi waktu
dan pertimbangan yang cermat.
9.
Menunjukkan efisiensi/kekurangan dari
institusi.
10.
Mendorong terhadap analisis intern
usaha secara pereodik.
11.
Mengecek terhadap kemajuan tujuan
proker.
12.
Membantu dalam memperoleh dana dari
DPK.
C.
Prinsip/Kaidah Dasar
Perencanaan
Sebagaimana kaidah umum yang berlaku, dalam menetapkan
sasaran perencanaan keuangan bank syariah perlu memperhatikan dan mengindahkan
nilai-nilai sebagai berikut:[2]
1.
Sesuai kemampuan atau realistis,
berpijak pada kemampuan dan pengalaman sehingga sasaran tidak terlalu tinggi
dan rendah.
2.
Diformulasikan dengan khas, jelas,
dan spesifik.
3.
Hasilnya dapat diukur secaraara
kuantitatif.
4.
Adanya kerangka waktu yang jelas.
D.
Pembatasan Penganggaran
Untuk membuat suatu perencanaan yang melibatkan waktu yang
akan datang, sehingga diperlukan batasan-batasan/asumsi:
1.
Didasarkan pada estimasi atau
taksiran.
2.
Disesuaikan dengan perkembangan
situasi dan kondisi.
3.
Merupakan alat bantu terhadap
pelaksanaan, pengawasan (controlling), evaluasi.
4.
Dalam realisasi budgeting, perlu
usaha dan kerja keras.
E.
Sumber dan Alat Bantu
Budgeting
Dalam membuat perencanaan tentunya membutuhkan
sumber-sumber yang digunakan sebagai data dan juga sebagai asumsi dalam
mengestimasi rencana keuangan yang ada dan sasaran/target yang ingin dicapai
oleh bank syariah pada periode tertentu. Sumber-sumber data tersebut terdiri
dari:[3]
1.
Laporan keuangan tahun lalu.
2.
Data riset pasar tentang potensi
funding dan financing.
3.
Permohonan financing yang akan
direalisasikan untuk periode yang akan datang.
4.
Rancana angsuran pembiayaan.
5.
Rencana pengeluaran biaya pereode
berikutnya.
6.
Police Bank syariah.
7.
Asumsi-asumsi dalam penetapan cash
in dan cash out.
Sedangkan alat bantu yang digunakan untuk budgeting adalah
Menggunakan cash flow (aliran kas), yaitu format keuangan yang mengilustrasikan
target-target mengenai mengalirnya dana masuk (cash in), dana keluar (cash
out), dan saldo kas pada pereode tertentu.
Contoh:
PT.
Maju Jaya, sebuah perusahaan yang menggeluti bidang mebeler, memiliki sistem
penjualan + pembelian dg sistem tunai. Income statemen per tahunnya adalah sebab:
Penjualan
bersih :
Rp. 1.000.000.000,-
Harga
pokok penjualan :
Rp. 800.000.000,- (-)
Laba
Kotor :
Rp. 200.000.000,-
Biaya
operasional :
Gaji
: Rp. 50.000.000,-
Lain-lain
:
Rp. 40.000.000,-
Depresiasi
:
Rp. 20.000.000,- (+)
: Rp. 110.000.000,- _
Laba
bersih operasional : Rp.
90.000.000,-
Pajak
penghasilan (Pph) 30 % :
Rp. 30.000.000,- _
Laba
bersih setelah pajak :
Rp. 60.000.000,-
NB:
Dalam
kalkulasi cash flow, biaya depresiasi tidak diperhitungkan, sebab merupakan
biaya non kas. Penyusunan cash flow, dapat dilakukan secaraara periodik
(interval/berkala), (per tahun, per bulan / per hari).
Semakin pendek interval yang dipakai, akan berpengaruh terhadap tingkat akurasi yang lebih tinggi. Dalam dunia perbankan, biasanya menggunakan interval bulanan/tahunan.
Semakin pendek interval yang dipakai, akan berpengaruh terhadap tingkat akurasi yang lebih tinggi. Dalam dunia perbankan, biasanya menggunakan interval bulanan/tahunan.
F.
Format Cash Flow
Bentuk bervariasi, tergantung masing-masing perusahaan.
Secaraara umum, mencakup beberapa komponen :[4]
Secaraara umum, mencakup beberapa komponen :[4]
1.
Beginning cash balance (saldo awal
kas) yaitu jumlah tunai kas yang dimiliki
perusahaan di awal periode.
perusahaan di awal periode.
2.
Cash inflow (kas masuk/penerimaan
kas) :
Aliran kas yang diterima perusahaan selama waktu tertentu,
sesuai dengan interval perhitungan (tiap hari, perbulan, triwulan, pertahun).
Cash flow adalah uang tunai yang diterima perusahaan.
Komponen-komponen cash flow :
Cash flow adalah uang tunai yang diterima perusahaan.
Komponen-komponen cash flow :
a.
Piutang dagang yang tertagih (account
recievable collected) : piutang dagang yang dibayar pelanggan sehubungan dengan
penjualan kredit yang dilakukan perusahaan.
b.
Profit income (pendapatan bagi
hasil) atas simpanan di bank (jasa giro, bagi hasil deposito, bagi hasil dari
pelanggan yang terlambat membayar piutang dagang yang telah jatuh tempo, dan
lain-lain).
c.
Restitusi PPn (pajak pertambahan
nilai) untuk eksporter yang menggunakan bahan baku dari dalam negeri.
d.
Pengembalian kelebihan PPh (pajak
penghasilan) yang telah dibayar.
Penerimaan uang tunai, dari penjualan aktiva tetap oleh perusahaan.
Penerimaan uang tunai, dari penjualan aktiva tetap oleh perusahaan.
e.
Injeksi dana segar dari pemegang
saham.
3.
Total Cash available (total kas
yang tersedia)
Penjumlahan saldo awal kas dengan penerimaan tunai,
digunakan untuk membayar seluruh kewajiban tunai perusahaan.
4.
Cash out flow (kas keluar)
Merupakan aliran pembayaran kas tunai oleh perusahaan.
Kompenen cash out flow :
a.
Account payable paid (pembayaran
utang dagang): pembayaran utang dagang yang telah jatuh tempo atas pembelian secaraara
kredit oleh perusahaan.
b.
Margin expense ( biaya margin)
akibat pemakaian dana pinjaman ( pinjaman bank, leasing, dan lain-lain).
c.
Labour cost ( upah buruh), seperti
untuk industri manufactur .
d.
Biaya operasional tunai (gaji,
bonus karyawan, biaya utilitas (listrk, air, telp), biaya asuransi, perjalanan,
dan lain-lain).
e.
Utang PPh yang masih harus dibayar.
f.
Biaya-biaya kredit (administrasi
krdit, dan lain-lain).
g.
Pembelian aktiva tetap (capital
expenditure), seperti. pembeian mesin, peralatan, tanah, bangunan, dan
lain-lain).
h.
Pembayaran dividen tunai (cash
dividend).
i.
Pembayaran angsuran pokok utang
(principle repayment).
5.
surplus/defisit kas (net cash
surplus/defisit)
Selisih antara total kas dg cash out flow. Indikasi
perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar :
a.
Kemampuan membayar angsuran pokok
pinjaman masih cukup besar.
Bila perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, pinjaman tersebut dapat terlunasi.
Bila perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, pinjaman tersebut dapat terlunasi.
b.
Indikasi kas mengalami defisit :
c.
Angsuran pokok pinjaman terlalu
besar.
d.
Perusahaan membutuhkan tambahan
pinjaman yang lebih panjang untuk menutupi kekurangan kas tersebut.
6.
saldo kas minimum (minimum cash
balance)
Sejumlah uang tunai yang mengendap di perusahaan (mis untuk
kas kecil, dan lain-lain).
7.
Kebutuhan dana tambahan
(additional financial needs)
Sejumlah dana yang dibutuhkan untuk menutup kas.
Tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan .
Tergantung pada besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan .
8.
Saldo kas akhir (ending cash
balance)
Deskripsi alur cash flow
G.
Menentukan Jumlah Kebutuhan
Dana
Cash flow projection (proyeksi aliran dana) berfungsi untuk
menentukan jumlah dana dari debitur.
Example
: analisis keuangan PT. Maju Jaya, dengan transaksi sebagai berikut:
Sirkulasi
piutang dagang = 3 bulan
Sirkulasi
utang dagang = 2 bulan
Total
Penjualan tahun 2001 = 187.20
Harga
pokok penjualan = 80 % dari penjualan
Biaya
operasional = 5 % dari
penjualan
H.
Pendekatan dalam Menyusun
Anggaran
Dalam penyusunan anggaran perlu pendekatan yang akurat
sesuai dengan situasi dan kondisi. Beberapa pendekatan (approuch) :
1.
Buttom up budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran
yang di mulai dari tingkat terendah, sebagai dasar penyusunan anggaran di
tingkat atasnya. Anggaran dari seluruh tingkat digabung menjadi angaran secara
keseluruhan.
2.
Top Down budgeting
Pendekatan penyusunan anggaran yang
dimulai dari tingkat yang di atas, dengan menentukan target bagi tingkat di
bawahnya. Kurang memberikan motivasi bagi pelaksanaan dalam mencapai target.
3.
Incremantal budgeting
Pendekatan penyusunan anggaran dengan
mendasarkan pada anggaran tahun lalu, kemudian dilakukan penyesuaian perubahan
yang diperlukan.
4.
Fixed Budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran
yang dibuat tetap untuk seluruh tingkat aktifitas. Ada tendensi menyesatkan
dalam evaluasi.
Sebab ada kemungkinan membandingkan realisasi anggaran dengan rencana anggaran pada tingkat aktifitas yang berbeda.
Sebab ada kemungkinan membandingkan realisasi anggaran dengan rencana anggaran pada tingkat aktifitas yang berbeda.
5.
Flexible Budgeting
Pendekatan dalam penyusunan anggaran
dengan menyusun anggaran yang berbeda-beda untuk tiap aktifitas. Dalam hal
evaluasi : informasi yang diperoleh lebih valid. Dengan cara : membandingkan
antara realisasi dengan rencana anggaran pada tingkat aktifitas yang sama.
I.
Penyusunan Anggaran bank
Syariah
Dalam menyusun anggaran, perlu memperhatikan
sumber-sumber dana;
Perlu memperhatikan faktor-faktor yg mempengaruhi kebutuhan dana (kualitas manajemen, kualitas aset, tingkat likuiditas, sistem prosedur yg dimiliki, besar cadangan yg diperlukan, sumber dana yg dipilih, jangka waktu perolehan dana).
Siklus Penyusunan bank syariah
Perencanaan Dana
Pemilihan Komposisi
Mekanisme Penciptaan Dana
Penyusunan Anggaran
Perlu memperhatikan faktor-faktor yg mempengaruhi kebutuhan dana (kualitas manajemen, kualitas aset, tingkat likuiditas, sistem prosedur yg dimiliki, besar cadangan yg diperlukan, sumber dana yg dipilih, jangka waktu perolehan dana).
Siklus Penyusunan bank syariah
Perencanaan Dana
Pemilihan Komposisi
Mekanisme Penciptaan Dana
Penyusunan Anggaran
Dalam menyusun anggaran Bank Syariah, perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi volume penyaluran dana. Ada 2 faktor :[5]
- Internal : segmen pasar, posisi keuangan, sumber dana, kualitas aktiva produktif, sarana yg dimiliki;
- Eksternal : persaingan antar bank, perkembangan ekonomi, kondisi sosial politik, karakteristik usaha nasabah.
BAB III
PENUTUP
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secaraara
sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan bank yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu dimasa
mendatang. Anggaran adalah berkaitan dengan manajemen keuangan yang berkaitan
dengan waktu realisasi, maka biasanya disebut dengan rencana keuangan (budgeting).
Faktor yang mempengaruhi
penyusunan budget yaitu:
1.
Faktor intern adalah faktor-faktor
yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Factor-faktor tersebut antara lain
berupa penjualan tahun lalu, kebijaksanaan perusahaan, modal kerja yang
dimiliki, tenaga kerja yang dimiliki, kapasitas perusahaan yang dimiliki, dll.
2.
Faktor ekstern adalah
faktor-faktor yang ada diluar perusahaan tapi mempengaruhi kehidupan
perusahaan. Factor-faktor tersebut antara lain berupa keadaan persaingan,
tingkat pertumbuhan penduduk, penghasilan masyarakat, pendidikan masyarakat,
penyebaran penduduk, agama, adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat, dll.
Ada footnotenya nggak? Soalnya butuh bangat footnotenya...
BalasHapus